Layanan Google+ mengalami kegagalan Google+ ditutup apakah penyebabnya?
Sebagian dari kita atau bahkan hampir semua pengguna layanan mesin pencari Google pasti mengetahui layanan Google+ yang merupakan layanan jejaring sosial milik Google. Anda yang menggunakan android sudah pasti mengenal aplikasi Google+, karena aplikasi ini biasanya akan langsung terinstal pada smartphone anda dan bahkan di beberapa smarphone aplikasi ini tidak dapat dihapus. Sehingga siapa yang tidak akan mengenal aplikasi Google+ walaupun banyak dari kalian pengguna smartphone Android yang tidak menggunakannya sebagai media jejaring sosial.
Hari selasa 02/04/2019 kabarnya google akan menutup layanan google+. Sepertinya tidak banyak pengguna yang protes atas penutupan layanan jejaring sosial milik Google. Ini membuktikan bahwa layanan memang telah mengalami kegagalan. Pada awal diluncurkananya Google+ tahun 2011, Google tertarik untuk ikut bersaing di dunia jejaring sosial dengan meluncurkan Google+ untuk bersaing dengan facebook, twitter dan jejaring sosial lainnya. Tetapi layanan yang mereka luncurkan gagal menarik orang - orang untuk menggunakan layananan Google+ bahkan untuk mendokrak layanan ini google mendorong aplikasinya lewat layanan youtubenya yang saat itu sudah sangat populer bahkan google mewajibkan pengguna youtube yang ingin berkomentar di Youtube harus memiliki akun Google+, hal ini menyulut kemarahan beberapa youtuber yang populer, mereka merasa google memanfaatkan kepopuleran content para youtuber untuk mendongkrak layanan jejaring sosial Google+ yang saat itu memang telah gagal menarik perhatian pengguna jejaring sosial. Kegagalan layanan google+ bertambah parah saat tahun 2014 dimana layanan "Hangouts" dipisah dari Google+. Seperti yang kita ketahui fitur Hangouts merupakan fitur sukses pada layanan google+ namun fitur hangouts dipisah sebagai layanan independen tersendiri. Kemudian pada tahun 2015 Google+ mengalami perubahan. Layanan ini kemudian dirancang untuk tujuan komunitas namun tetap mengalami kegagalan. Pada tahun 2018, google juga mengakui bahwa ada bug pada layanan google+ milik google berarti informasi pribadi sekitar 52 juta anggota telah dapat diakses oleh pengembang pihak ketiga.